Nabi Muhammad SAW pernah melakukan perjalanan yang sangat jauh, akan tetapi hanya dilakukan selama satu malam. Ia berangkat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Bukan hanya itu, dirinya juga menginjakkan kaki sampai di langit ke-7 hingga sidratul muntaha. Peristiwa yang sangat sulit diterima oleh akal ini dikenal dengan sebutan Isra Miraj. Meski demikian bagi seorang muslim hendak menerima dengan keyakinan yang kuat.
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya : “ Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada satu malam dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha yang telahKami berkahi sekelilingnya uituk Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS : Al-Isra : 1-2).
Peristiwa Isra Miraj merupakan peristiwa yang sangat agung. Isra adalah perjalanan dari Masjidil Haram di Mekah hingga ke Masjidil Aqsha di Palestina, sedangkan Miraj ialah naik dari Masjidil Aqsha menembus langit menuju Sidratul Muntaha
Selain penuh peristiwa penting, menurut jumhur ulama kejadian yang terjadi pada malam 27 Rajab itu, dalam peristiwa itu banyak yang menyebut bahwa Allah melimpahkan kasih sayang kepada nabi Muhammad SAW berupa semacam rihlah ruhaniah dengan menghibur nabi yang lagi mengalami kesedihan, karena sebelumnya beliau diguncang praha besar karena para pembenci Islam banyak menyerang dakwah rasul. Selain itu orang yang paling dekat dengan rasul sebagai pembela rasul yakni istri beliau Khadijah dan paman beliau Abu Thalib wafat, dua orang ini yang selalu menyertai dalam pembelaan dan pengorbanannya ketika membela Islam yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad pada saat itu.
Para ulama tarikh menjelaskan salah satunya adalah penulis kitab Bidayah wa Nihayah Ibnu Katsir bahwa ia mengutip perkataan banyak para sahabat tentang peristiwa Isra Miraj tersebut terjadi saat itu Rasulullah SAW lagi berada di samping Hijir Ismail dekat Ka’bah pada saat itu keadaan nabi sedang kontemplasi, kemudian Malaikat Jibril menghampiri dengan membawa Burak, lalu rasul dinaikkan pada Burak. Masih dalam penjelasan Ibnu Katsir bahwa Burak memiliki ciri-ciri tubuh berwarna putih, perkiraan ukurannya lebih besar dari keledai tapi lebih kecil dari Bagal, dan memiliki kedua sayap yang membentang.
Ketika hendak dinaiki rasululah, Burak itu bercahaya dan bersinar memancar seperti matahari, lalu Jibril meletakkan tangan rasul pada Burak untuk sebagai tanda perkenalan. Jibril berkata : “ Hai Burak apakah kamu malu atas apa yang nanti kamu lakukan, demi Allah kata Jibril hamba Allah yang berada di depan mu yang mau menunggangi mu ini, ia jauh lebih terhormat.” Burak menjawab : “Tentu rasa malu dan sungkan, hai Jibril betapa malu perasaan aku ini” saking malunya Burak sungkan jika yang menumpang itu Rasulullah SAW. Setelah sampai di Baitul Maqdis masih menurut penjelasan Ibnu Katsir lewat keterangan Qatadah sebagaimana dinarasikan Ibnu Ishaq, bahwasnnya di dalam Baitul Maqdis itu terdapat nabi Ibrahim, Isa, Musa dan para nabi lain. Rasulullah SAW berasama para nabi tersebut shalat tersebut shalat berjamaah. ( Bidayah Wa Nihayah. Jilid 3 : 109-110).
Setalah itu lalu nabi Muhammmad SAW Miraj sampai ke Sidratul Muntaha menembus langit-langit dan bertemu para nabi lain dan menghadap Allah. Perjalalan dari Masjidil Aqsha sampai ke Sidratul Muntaha itu sebagaimana pada tulisan edisi Jumat yang lalu penulis menjelaskan tentang perjalanan perintah shalat 5 waktu pada peristiwa isra teresbut yang tidak akan ditulis kembali pada ruang terbatas ini.
Setelah tiba di Mekah sebelum waktu shubuh nabi bergegas menceritakan tentang pengalaman Isra Miraj itu kepada orang-orang (Quraisy) akan tetapi banyak orang tidak percaya dan bahkan beberapa kelompok ada yang murtad, hal itu disikapi dengan
dingin oleh mereka tentang kebenaran nabi itu. Hanya beberapa shahabat yang percaya pada peristiwa itu, terutama sahabat Abu Bakar yang pertama mendikler kebenaran Isra Miraj.( Bidayah Wa Nihayah. Jilid 3 : 109-110).
Oleh sebab itu kita bisa memetik hikmah dari peritiwa itu. Isra Miraj bisa dikatakan salah satu mu’jizat terbesar baginda nabi Muhammad SAW yang patut kita percayai. Karena secara logis sulit di fahami dan rumus sains apa pun tak bisa menjangkaunya. Hanya dengan pendekatan iman/teologis peristiwa Isra Miraj akan mampu dijangkau dan difahami.
Isra Miraj adalah peristiwa keimanan sekaligus memberi pelajaran pada kita tentang moral yang tinggi yaitu istiqomah pada risalah yang dibawa nabi dan menguji integritas dan loyalitas kita pada kebenaran nabi.
Konsiten, Integritas dan loyalitas menjadi suatu yang mendasar untuk kita selalu pegang, sebagaimana Abu Bakar dan sahabat yang teguh pada ketiga hal tadi. Kita ketahui ketiga hal itu kini sudah jadi barang langka di tengah arus krisis moral yang melanda manusia akhir-akhir ini, banyak ragu terhadap kebenaran dan kejujuran, terutama kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW. Wallahu ‘Alam**
H. Suraji Ketua Tanfidz MWC NU Regol Kota Bandung.*