Gambira datangnya bulan Ramadan menjadi elemen penting yang terus tertanam pada hati kaum muslimin sepanjang masa. Hal itu bisa dilihat gembiranya mereka saat datang bulan Ramadan. Berbagai cara mereka lakukan saat menyambut datangnya bulan suci itu, bahkan hingga anak-anak kecil pun merasa gembira dan bahagia atas datangnya bulan Ramadan.
Mereka merayakan bersama dengan suka cita menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Para alim ulama menyambut dengan khidmat pada Tuhan. Tak salah bila ada riwayat menyatakan; “Siapa saja yang gembira menyambut bulan Ramadan, niscaya ia raganya haram masuk ke dalam neraka.”
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ من حرم خيرها فقد حرم ( رواه أحمد، و النسائ والبيهقي).
“Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan penuh berkah, yang mana Allah mewajibkan kamu untuk berpuasa, dibukanya pintu-pintu surga, dan dikunci pintu-pintu neraka, dan Syetan dibelenggu. Pada bulan itu ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa saja yang terhalang mendapat kebaikan di dalamnya, sungguh dia telah terhalang. (HR. Ahmad, An-Nasai, dan Al-Baihaqi).
Para ulama sepakat bahwa bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah, diwajiban puasa bagi orang-orang yang beriman, membayar zakat fitrah, diturunkan Al-Quran dan kitab-kitab suci lainnya.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur” (QS. Al-Baqarah : 185).
Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadan dan sekaligus petunjuk bagi umat manusia dengan kemukjizatannya dan ayat-ayatnya jelas kebenarannya, kitab suci Al-Quran dapat menunjukkan manusia kepada kebenaran dari kesesatan, dan sekaligus sebagai pembeda antara yang benar dan yang batil, karena hikmah-hikmah dan hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Quran tersebut sangat jelas sebagai petunjuk yang valid.
Kata Imam Al-Khubawi dalam Kitab Duratun Nasihin, beliau menulis riwayat, bahwa suhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim as diturunkan pada malam pertama bulan Ramadan dan Kitab Taurat diturunkan pada malam keenam bulan Ramadan, setelah lewat tujuh ratus tahun dari suhuf Ibrahim as. Kitab Zabur diturunkan pada malam kedua belas bulan Ramadan, lima ratus tahun sesudah Taurat. Kitab Injil, pada malam kedelapan belas bulan Ramadan, seribu dua ratus tahun sesudah Zabur. Dan Kitab Alfurqan (Al-Quran) pada malam kedua puluh tujuh bulan Ramadan, enam ratus dua puluh tahun sesudah Injil. Demikian Imam Al-Khubawi menukil dari Kitab Al Hayat).
Masih menurut Al-Khubawi apabila tiba malam pertama bulan Ramadan, Allah Taala berfirman : “Barangsiapa yang mencintai Kami maka Kami pun mencintainya. Barangsiapa mencari Kami maka Kami pun mencarinya. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada Kami maka Kami pun mengampuninya demi kemuliaan bulan Ramadan”. Lalu, Allah Taala menyuruh para malaikat pencatat amal yang mulia agar pada bulan Ramadan mereka mencatat kebaikan-kebaikannya dan tidak mencatat keburukanya.
Allah menghapuskan darinya dosa-dosa yang telah lewat. Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : “Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda : Artinya : “Seandainya umatku mengetahui apa yang ada pada bulan Ramadan niscaya mereka menginginkan agar tahun itu seluruhnya adalah bulan Ramadan”. Karena pada bulan itu kebaikan dihimpun, ketaatan diterima, doa-doa dikabulkan, dan dosa-dosa diampuni. Sedangkan surga merindukan mereka. (AlKhubawi mengutip dari kitab Zubdatul Wa’izhin).
Ramadan diantara bulan yang harus dihormati, karena bulan tersebut bulan yang diagungkan Allah, bahkan Tuhan melarang untuk melakukan perang. Orang yang beriman sangat antusias menyambut bulan Ramadan dengan memperbanyak berbagai ibadah.
Supaya semua ibadah kita di bulan Ramadan mendatangkan faedah yang bernilai bagi kita, selain kita bahagia menyambutnya, maka tinggalkan segala macam perkeliruan dan kezaliman. Dan supaya puasa kita menjadi persembahan yang agung bagi Allah, maka lakukan lah semuanya dengan perkhidmatan baik pada Tuhan maupun kepada Manusia.
Makhluk yang paling dicintai adalah orang yang paling penyayang pada makhluk lainnya,
bersungguh-sungguh dalam memenuhi keperluan makhluk lainnya, terutama hal itu dilakukan pada bulan Ramadan.
Selain melaksanakan kewajiban puasa, juga memperbanyak ibadah seperti shalat tarawih, tadarus Al-Quran dan janis ibadah lainnya, lalu diakhiri dengan kewajiban membayar zakat fitrah, pada malam hari terakhir Ramadan digemakan takbir, lalu di pagi harinya pada 1 Syawal melaksakan shalat idul fitri sebagai rangakaian rasa syukur terhadap khidmat pada Allah selama sebulan penuh.
Penulis : H. Suraji Ketua Tanfidziah Kec. Regol Kota Bandung.*