BANDUNG, berebeja.com – Hari ini, tepatnya pada tanggal 8 Maret, diperingati sebagai International Women’s Day (IWD) setiap tahunnya. Berdasarkan laman Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hari Perempuan Internasional merupakan peringatan pencapaian budaya, politik, dan sosial ekonomi perempuan.
Hari Perempuan Internasional tidak sekonyong-konyong ada. IWD pertama kali dirayakan pada tanggal 28 Februari 1909 di New York, Amerika Serikat, setelah mendapatkan protes dari ribuan buruh perempuan terkait diskriminasi dan upah kerja pada tahun 1908. IWD tersebut diselenggarakan oleh. Partai Sosialis Amerika (Socialist Party of America) adalah partai politik di Amerika Serikat yang berhaluan sosialisme.
Dalam buku On the Socialist Origins of International Women’s Day karya Temma Kaplan, IWD bermula karena aksi demonstrasi para buruh perempuan di Amerika Serikat pada tanggal 8 Maret. Namun, demonstrasi tersebut nyatanya tak membuahkan hasil banyak. Selang 50 tahun kemudian, demonstrasi kembali dilakukan di tanggal yang sama dengan tujuan sama, yakni memperoleh hak dan keadilan. Perjalanan menetapkan IWD ini terjadi dalam kurun waktu yang lama dan terjadi dalam dua gelombang. Dimulai pada tahun 1830 hingga sekitar tahun 1900-an, kemudian dilanjutkan tahun 1960 hingga 1980-an.
IWD secara resmi dijadikan sebagai hari libur nasional di Rusia pada tahun 1917 dan dirayakan secara luas di beberapa negara lainnya. Kemudian pada tahun 1977, IWD diresmikan oleh PBB untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia. Serta sebagai ultimatum bahwa perempuan juga memiliki suara. Ini merupakan titik fokus dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, seperti kesetaraan gender, hak memperoleh pendidikan tinggi, hak memperoleh pekerjaan dan kemandirian, hak-hak reproduksi, serta gerakan tolak kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan.
Setiap tahunnya, Hari Perempuan Internasional mengangkat tema kampanye yang berbeda. Google Doodle telah mengunggah video untuk merayakan IWD dengan tema yang diusung di tahun 2022 ini adalah #BreakTheBias. Dilansir dari Internationalwomensday.com, seluruh orang termasuk perempuan dapat mengikuti perayaan tersebut dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada. Menyilangkan kedua tangan ini menunjukkan makna ‘break’ yang berarti memecah atau membelah. Sedangkan bias yang menjadi tema IWD tahun ini adalah sebuah topik penting, karena tanpa disadari, bias membuat perempuan sulit untuk maju.
Kampanye tersebut menggaungkan kebebasan dari bias, diskriminasi, stigma, dan menggemakan kesetaraan gender, hak dan keadilan, sampai belajar menghormati dan menghargai. #BreakTheBias pun mengajak para perempuan agar mampu berdiri di atas kedua kakinya sendiri, yang mana berarti perempuan harus mampu bertanggung jawab atas buah pikiran dan tindakannya. Kampanye ini juga sebagai bukti bahwa woman have the rights and also the power. ***
Editor : Asma Mutie.