Menu

Mode Gelap
Mengetahui Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Berita


Kapitalisasi Minyak Rusia, OPEC+ Pertahankan Kebijakan Stabil

- berebeja.com
5 Des 2022 19:55 WIB


 Sebuah kapal tanker minyak terlihat di Danau Maracaibo, di Cabimas, Venezuela 14 Oktober 2022. REUTERS/Issac Urrutia
Perbesar

Sebuah kapal tanker minyak terlihat di Danau Maracaibo, di Cabimas, Venezuela 14 Oktober 2022. REUTERS/Issac Urrutia

berebeja.com – OPEC+ memutuskan tetap berpegang pada target produksi minyaknya pada pertemuan pada hari Minggu (5/12) untuk menilai dampak perlambatan ekonomi China pada permintaan dan pembatasan harga G7 pada pasokan minyak Rusia.

Keputusan tersebut diambil dua hari setelah negara-negara G7 menyetujui batasan harga minyak Rusia.

OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, membuat marah Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya ketika setuju untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari (bpd), sekitar 2% produksi dunia. Washington menuduh kelompok itu dan salah satu pemimpinnya, Arab Saudi, berpihak pada Rusia meskipun ada perang Moskow di Ukraina.

OPEC+ mengaku memangkas produksi karena ekonomi melemah. Harga minyak telah menurun sejak Oktober karena pertumbuhan China dan global yang lebih lambat dan suku bunga yang lebih tinggi, mendorong spekulasi pasar bahwa kelompok tersebut dapat memangkas produksi lagi.

Kelompok produsen minyak memutuskan untuk mempertahankan kebijakan agar tidak berubah (5/12). Para menteri utama akan bertemu pada 1 Februari untuk komite pemantau sementara pertemuan penuh dijadwalkan pada 3-4 Juni. Negara-negara G7 dan Australia menyetujui batas harga $60 per barel untuk minyak mentah lintas laut Rusia sebagai langkah untuk menghilangkan pendapatan Presiden Vladimir Putin sambil menjaga agar minyak Rusia tetap mengalir ke pasar global.

Dilansir Reuters, Moskow mengatakan tidak akan menjual minyaknya di bawah batas dan sedang menganalisis bagaimana menanggapinya.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa Rusia lebih suka memangkas produksi daripada memasok minyak di bawah batas harga dan mengatakan batas tersebut dapat mempengaruhi produsen lain.***

 

Artikel ini telah dibaca 6 kali

Baca Lainnya

Pilwalkot Bandung : Farhan-Erwin Jadi Pilihan Rasional Warga NU di Kota Bandung ?

18 November 2024 - 10:39 WIB

Disdik Jabar Raih Predikat Badan Publik Informatif Tahun 2024

15 November 2024 - 09:41 WIB

Bangun Tata Kelola Kepegawaian yang Bersih, Disdik Jabar Tandatangani Pakta Integritas

13 November 2024 - 09:26 WIB

Bagimu Guru Hari Guru Nasional, Apresiasi Bagi GTK Berprestasi

5 November 2024 - 09:21 WIB

Pengurus ISNU Jawa Barat Masa Khidmat 2024-2029 Resmi di Lantik

31 Oktober 2024 - 21:35 WIB

Sarana & Prasana Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan

5 Oktober 2024 - 05:54 WIB

Trending di Berita