berebeja.com – Pada konferensi pers di Jakarta pada Senin (02/08/2022), Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan inflasi Indonesia pada Juli 2022 masih relatif moderat.
“Inflasi Indonesia 4,94 persen (yoy) masih relatif moderat di tengah tingginya tekanan global,” kata Menkeu Sri Mulyani. Beliau menuturkan bahwa laju inflasi Indonesia meningkat disebabkan dari sisi penawaran beriringan dengan naiknya harga-harga komoditas dunia dan gangguan pasokan di domestik.
Pada Juli 2022, laju inflasi tercatat 4,94 persen (yoy) meningkat dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 4,35 persen (yoy) maupun posisi akhir triwulan I yang masih sebesar 2,64 persen (yoy). Namun, inflasi inti tetap terjaga pada tingkat 2,86 persen (yoy) karena didukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga ekspektasi inflasi Indonesia.
Dilansir Antara, sinergi pengendalian inflasi dilakukan oleh Bank Indonesia bersama pemerintah termasuk dengan meningkatkan koordinasi dalam forum tim pengendalian inflasi pemerintah pusat maupun daerah. Sedangkan inflasi kelompok volatile food mengalami kenaikan terutama akibat harga pangan global yang tinggi dan terganggunya pasokan akibat cuaca. Di sisi lain, inflasi pada kelompok administered price dipengaruhi oleh kenaikan harga tiket angkutan udara, dan tekanan inflasi akibat harga energi global yang sangat tinggi tidak tertransmisikan ke dalam negeri pada administered price harga minyak gas dan listrik.
Demikian adalah hasil kebijakan pemerintah untuk mempertahankan harga jual energi domestik melalui kenaikan subsidi listrik serta energi BBM dan LPG yang dialokasikan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Banyak langkah yang juga membuat tingkat inflasi Indonesia masih lebih baik dibanding negara peers setingkat Indonesia seperti Thailand 7,7 persen, India 7 persen, dan Filipina 6,1 persen.***
Sumber : ANTARA