Bandung, berebeja.com – Presiden Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi akan menyelesaikan jabatan sebagai Presiden tahun depan atau tepatnya tanggal 22 Oktober 2024. Hal tersebut menjadi sejarah politik Jokowi sejak era reformasi melahirkan Presiden Indonesia dari kalangan sipil yang sukses selama dua periode, sebagaimana diamanatkan konstitusi, jabatan Presiden Indonesia hanya dua periode.
Dalam sepanjang sejarah politik Indonesia yang dilahirkan pasca orde baru, kepemimpinan Jokowi memang unik. Sebagai presiden, dia dilahirkan dari kalangan orang biasa. Jokowi merupakan Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat menggantikan Presiden sebelumnya, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seorang Jenderal yang menjadi Presiden berakhir selama dua periode.
Transisi kepemimpinan dari SBY ke Jokowi relatif tak begitu banyak hambatan. Walau demikian pada sebelumnya di masa kampanye 2014 dan 2019 mengalami ketegangan yang sangat kuat antara kubu Jokowi dan Prabowo Subianto sebagai rival politik selama dua kali pemilihan Presiden.
Namun, kita ketahui kehebatan dua tokoh ini terlihat setelah pesta demokrasi tersebut usai. Mereka berdua (Jokowi dan Prabowo) menjadi teladan yang hebat dalam politik Indonesia hari ini dan mendatang.
Kita akui ketegangan pada waktu itu memang sangat tajam diantara pendukung Prabowo dan Jokowi. Meski demikian kita ketahui kenegarawanan seoarang Prabowo paham betul soal demokratisasi yang terjadi dan beliau sangat memahami kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, beliau dengan legowo menerima tawaran masuk pada jajaran kabinet Jokowi.
Prabowo mentawadhukan diri dari yang sebelumnya sebagai capres menjadi seorang menteri bekas rival politiknya. Hal tersebut, beliau terima tak lain demi keutuhan bangsa dan negara serta untuk kepentingan rakyat banyak. Prabowo sebagai mantan tentara yang memiliki sapta marga, ia tahu betul melaksanakan tugas negara hanya semata untuk kepentingan bangsa dan negara serta mandat dari rakyat. Apa yang dilakukan Prabowo, jika meminjam teori filsafat klasik Aristoteles dan tradisi filsafat klasik lain mengatakan bahwa kepatuhan kepada otoritas negara yang dibentuk secara sah merupakan kewajiban moral atau etika manusia.
Bukan hal yang mudah memiliki kenegarawanan dan moral etik seperti yang dilakukan oleh Prabowo Subianto, tidak semua pemimpin mau melakukan apa yang dilakukan oleh Prabowo. Karena, bagaimanapun tidak, demokrasi bisa berjalan dengan baik salah satunya adalah mampu mewujudkan sikap negarawan yang dilkukan oleh para pemimipinnya.
Kenegarawanan merupakan salah satu dari sekian banyak sikap mulia dari seorang Prabowo Subianto. Tak hanya itu, kedekatan Prabowo dengan masyarakat banyak, tak usah diragukan, terutama perhatian beliau kepada nasib orang-orang kecil, selalu beliau curahkan perhatiannya kepada mereka.
Ide “Adil dan Makmur” menjadi gagasan fundamental yang ditawarkan oleh Prabowo kepada bangsa ini. Mewujudkan keadilan dan kesejahteraan merupakan suatu keniscayaan yang harus direalisasikan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang agama, suka dan ras mana pun.
Teori demokrasi modern menyebut hal itu bisa dikatakan sebagai “konsep masyarakat yang tertata” John Rawls bisa disebut sebagai salah satu seoarang filsuf politik yang paling penting pada abad sekarang, mengatakan bahwa “konsep masyarakat tertata” merupakan sebuah masyarakat yang dirancang untuk kemakmuran bagi masyarakat itu sendiri, secara efektif menurut Rawls, diatur apa yang disebut dia sebagai keadilan publik. (John Rawls, A Theory of Justice, Teori Keadilan. Hlm.69.2011).
Konsep “Adil dan Makmur” merupakan gagasan besar Prabowo dan Gerindra yang sangat rasional. Secara prinsip watak manusia pada dasarnya memilih yang bersifat rasional. Ketika sudah memilih prisip-prinsip yang masuk akal masing-masing manusia akan mengedepankan apa yang dinginkannya sejauh mungkin.
Relasi Jokowi dan Elektoral Prabowo di 2024
Beberapa lembaga Survei menempatkan Prabowo pada level electoral teratas sebagai kandidat kuat pengganti Jokowi pada tahun 2024. Bahkan yang paling menarik lembaga survei SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) pada tahun lalu melakukan survey terhadap pemilih kritis (rasional) hasilnya menempatkan Prabowo Subianto menjadi salah satu top survey di kalangan pemilih kritis. pemilih kritis ini bisa dikatakan pemilih istimewa (high electoral), karena alasan-alasan berikut yang disampaikan pendiri SMRC.
Terhadap pemilih kritis, sebagaimana dikatakan Saiful Mujani pendiri lembaga survei SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting), pemilih kritis mereka adalah rata-rata berpendidikan tinggi, disamping itu umumnya mereka hidup di perkotaan yang memiliki akses pada masalah politik, lewat smartphonnya yang dimilki, mereka bisa memperoleh informasi-informasi politik secara lengkap, akurat dan cepat, lebih dari itu, pemilih kritis bisa mempengaruhi pemilih-pemilih lain, dalam berbagai pemilihan politik di Indonesia, baik itu pemilihan presiden maupun kepala daerah, dan menariknya pemilih kritis cenderung konsisten atas pilihannya.
Oleh karena itu, Prabowo menjadi magnet penting bagi kelompok electoral kritis untuk menjadikan beliau sebagai Presiden di 2024. Meski demikian Prabowo bukan saja banyak disukai oleh para pemilih rasional akan tetapi banyak diharapkan oleh para pemilih emosional dan wong cilik. Bahkan, Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan terutama pada HUT Partai Perindo ke-8 beberapa bulan lalu, Presiden Jokowi mengatakan dengan gamblang bahwa tahun 2024 mendatang adalah jatah Prabowo sebagai Presiden.
Tentu, ujaran Presiden Jokowi tersebut bukan retorika biasa yang berada di ruang hampa, pasti memilki alasan-alasan atau pesan-pesan penting untuk kelangsungan pempinan negara pasca Jokowi mendatang. Karena, selajutnya dalam berbagai kesempatan Presiden Jokowi selalu mengatakan bahwa tahun 2024 kita menghadapi geopolitik global yang sangat berat, menurutnya diperlukan seoarang pemimpin yang tangguh, kuat, tegas dan mampu menghadapi pesoalan-persoalan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia serta pemimpin yang mampu mencari soslusinya.
Penulis kira, isyarat Presiden Jokowi tersebut hanya ada pada sosok Prabowo yang selama ini beliau kenal dengan baik dan cukup dekat, baik dahulu sebagai rival politik yang negarawan, maupun kini sebagai bagian dari kabinetnya, yang mana Prabowo mampu membawa kementerian yang diampunya relatif sukses dalam mengelola anggaran maupun kinerjanya.
Kinerja Prabowo Subianto dalam Kabinet Indonesia Maju, memang sangat memuaskan publik. Hal yang tak terbantahkan, sebagai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto adalah merupakan sosok menteri yang memiliki rating pertama dalam kepuasan publik. Bahkan Survei terbaru yang dirilis oleh lembaga survey Indikator Politik menyebut elektabilitas Prabowo meningkat seiring kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi, menurut hasil rilis tersebut Approval rating Presiden Jokowi terhadap peningkatan elektabilitas Prabowo bukan saja terjadi pada belakangan ini saja.
Lebih jauh akhir-akhir ini kedekatan Prabowo dengan kelompok Muslim moderat dan Muslim tradisional sangat inten dilakukan Gerindra-PKB, hal ini menjadi arus gelombang menguatnya suara Prabowo di kalangan muslim tradisional terutama NU secara khusus dan di hati rakyat Indonesia secara umum. Ala kuli hal, bahwa sosok Prabowo merupakan satu-satunya tokoh yang sanggup mengemban mandat rakyat dan melanjutkan estafet pasca kepemimpinan Jokowi di 2024. Prabowo Presiden!
Penulis : Raden A.S Zarkasih, S.Kom., M.Kom, Akademisi NU dan Ketua Dewan Pembina PC GMPK Kota Bandung