BANDUNG, berebeja.com — Halaqah Fikih Peradaban II, akan segera digelar di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Wanasari Jl. Cijerah No. 145. Kota Bandung, Senin (25/12/2023).
Kegiatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengusung tema “Ijtihad Ulama NU dalam Bidang Sosial-Politik”.
Ketua panitia Kiyai Zainal Makhtum Mustaqim, mengatakan NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia memiliki tanggung jawab menjaga marwah demokrasi dan sosial keumatan.
“NU sebagai wadah terbesar umat Islam menjadi penting perannya dalam mengawal politik demokrasi dan gerakan sosial di Indonesia ini,” katanya dalam keterangan tertulis pada wartawan, Kamis (20/12/23).
Sikap-sikap NU, lanjut Kiyai Zainal, selama ini menurutnya selalu bertujuan untuk menjaga kondusifitas dan stabilitas negara lewat para ulama dan umat yang berakar dari tradisi keilmuan pesantren yang kuat.
“Karakter NU kan selalu menjaga kedamaian bagi bangsa dan negara Indonesia, melalui ilmu para ulama dan santrinya yang berakar dari tradisi pesantren,” ujar Kiyai Zaenal.
Karena itu Kiyai Zainal menegaskan pentingnya Halaqah Fikih Perdaban II digelar, untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan pencerahan bagi ummat khususnya bagi kalangan pesantren tentang pengetahuan mereka pada bidang sosial dan politik.
“Halaqah peradaban cukup penting bagi ummat, guna memberi penjelasan yang terang terhadap masalah sosial dan politik secara aktual,” imbuhnya.
Sementara sesepuh Pondok Pesantren Al-Istiqomah Wanasari KH. Aam Syamsudin mengungkapkan bahwa penerimaan Pancasila sebagai asas tunggal negara, terkait sosial politik di negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final.
“Terkait Pancasila misalnya, hal ini sudah diputuskan melalui Munas Alim Ulama tahun 1983 dan dipatenkan dalam Muktamar NU tahun 1984,” ungkap KH. Aam Syamsudin lewat kerangan tertulis, Kamis (20/12/23).
Oleh sebab itu, sambung Kiyai Aam, Halaqah Fikih Peradaban II dengan mengusung tema “Ijtihad Ulama NU dalam Bidang Sosial-Politik” yang akan digelar di Pesantrennya itu cukup penting dan relevan.
“Acara nanti cukup penting, karena terkait dengan tahun politik, jadi relevansi pas,” imbuhnya.
Halaqah Fikih Perdaban II akan membahas seputar dasar normatif pemikiran ulama NU dalam sosial politik, membahas Fiqh Siyasah ulama NU dan rekontruksi pemikiran ulama NU dalam Khittah NU 1984.
Pada Halaqah Fikih Peradaban kali ini, sedianya akan hadir sebagai pembicara dari PBNU KH. Hatim Gazali dan KH. Muhammad Iqbal, RMI PWNU Jawa Barat KH. Tata Tasdik, dan moderator Kiyai Hidayatulloh, S.Sos.
Kegiatan Halaqah Perdaban II yang disupport Kementrian Agama RI ini akan diikuti unsur dari para pengasuh pondok pesantren, santri dan masyarakat umum di Kota Bandung.***