berebeja.com – Ribuan warga Australia berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa pro-Palestina pada hari Minggu (15/10), meskipun ada ancaman polisi untuk menertibkan demonstrasi di tengah ketegangan yang muncul setelah serangan berdarah Hamas ke Israel delapan hari yang lalu.
Negara-negara maju di seluruh dunia menindak protes karena khawatir konflik tersebut dapat memicu kekerasan di dalam negeri. Perancis melarang bentuk protes ini karena khawatir mereka dapat mengganggu ketertiban umum.
Ratusan polisi berpatroli di sekitar salah satu aksi unjuk rasa terbesar di Sydney, ibu kota negara bagian New South Wales yang terpadat di Australia, ketika pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan, “Bebaskan, bebaskan Palestina.”
Sebuah helikopter polisi berputar-putar di atas acara di Hyde Park di kota itu. Menurut penyelenggara, Palestine Action Group, sekitar 5.000 orang hadir, sementara seorang saksi mata dari Reuters menyebutkan jumlahnya sekitar 2.000 orang.
Juru bicara kelompok unjuk rasa tersebut, Amal Naser. menyatakan sejauh ini berlangsung damai. Naser menambahkan bahwa polisi tidak menggunakan kekuatan khusus untuk menghentikan dan memeriksa para demonstran.
Ayah, seorang warga Palestina yang tinggal di Sydney, mengatakan bahwa dia hadir di aksi unjuk rasa tersebut untuk meminta perdamaian dan dukungan pada Palestina. “Berdamai. Mendukung negara saya, tidak ada kaitannya dengan pembakaran bendera,” katanya.
Pengunjuk rasa lainnya, Mustafa, yang ayahnya meninggalkan Gaza pada tahun 1976, hadir bersama ketiga anaknya.
“Kami tidak menentang orang-orang Yahudi,” katanya. “Mereka telah berada di Palestina untuk waktu yang lama, berdampingan dengan umat Islam dan Kristen, kami semua adalah orang Palestina. Kami menentang Zionis.”
Penyelenggara unjuk rasa mengatakan bahwa mereka berencana untuk berbaris melalui pusat kota Sydney akhir pekan depan.
Tak hanya itu, ribuan orang juga berpartisipasi dalam unjuk rasa pro-Palestina di Adelaide, ibukota Australia Selatan, dan di ibukota negara bagian Victoria, Melbourne, kata situs berita The Guardian Australia.
Dewan Eksekutif Yahudi Australia, yang seorang pejabat kelompok Yahudi, mengutuk aksi demonstrasi. Sedangkan Alex Ryvchin, wakil ketua eksekutif dewan tersebut, mengatakan bahwa beberapa pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel yang menyerukan penghancuran Israel.
Polisi Sydney menangkap tiga orang pada hari Jumat karena memberikan penghormatan kepada Nazi di luar Museum Yahudi Australia, kata media. Kepala intelijen Australia telah mendesak orang-orang untuk meredam retorika yang dapat mengobarkan ketegangan.
Sumber: Reuters