berebeja.com – Orang terkaya di Ukraina mengajukan gugatan terhadap Rusia di pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) tertinggi Eropa pada Senin (27/06/22).
Rinat Akhmetov, pemilik pabrik baja Azovstal di kota Mariupol mencari kompensasi atas kerugian bisnis miliaran dolar dan pelanggaran berat atas hak miliknya karena invasi Rusia di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa, atas perusahaan induk System Capital Management (SCM) miliknya.
Akhmetov juga mencari keadilan, mencegah Rusia terlibat dalam blokade lebih lanjut, penjarahan, pengalihan serta penghancuran biji-bijian dan baja yang diproduksi oleh perusahaannya.
“Kejahatan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kejahatan Rusia terhadap Ukraina dan rakyat kami sangat mengerikan, dan mereka yang bersalah harus bertanggung jawab,” kata Akhmetov mengutip SCM. “Penjarahan komoditas ekspor Ukraina, termasuk biji-bijian dan baja, telah mengakibatkan harga yang lebih tinggi dan orang-orang sekarat karena kelaparan di seluruh dunia. Tindakan biadab ini harus dihentikan, dan Rusia harus membayar penuh.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak lagi berada di bawah yurisdiksi Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.
“Kami meninggalkan (yurisdiksi) dokumen terkait. Karena itu, di sini jawabannya sangat jelas,” katanya, dikutip Reuters.
Rusia telah menolak tuduhan Ukraina atas pencurian wilayah yang telah didudukinya selama apa yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina.
Majalah Forbes menempatkan kekayaan bersih Akhmetov sebesar $15,4 miliar pada 2013. Bisnisnya dilanda invasi Rusia pada 24 Februari. Akhmetov mengatakan bulan lalu perusahaannya Metinvest, pembuat baja terbesar di Ukraina, menderita kerugian $17 hingga $20 miliar karena pemboman Rusia terhadap pabrik bajanya di Mariupol. Beliau menambahkan, jumlah akhir akan ditentukan dalam gugatan.***
Editor : Asma Mutie
Sumber : Reuters